ANDRE: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tidak memandang Presiden AS Barack Obama sebagai orang yang tidak memahami Indonesia. Sebaliknya perlu dimengerti, selain memiliki kedekatan pribadi dengan Indonesia, Obama akan datang dengan iktikad baik.
Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, dan Ketua Presidium Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Azyumardi Azra menyampaikan imbauan Presiden Yudhoyono itu seusai pertemuan Presiden Yudhoyono dengan ICMI di Kantor Presiden di Jakarta, Kamis (18/3).
”Presiden mengimbau agar masyarakat tidak bereaksi berlebihan untuk menolak kedatangan Presiden Obama karena Presiden Obama itu sangat mencintai dan sangat menghargai Indonesia,” ujar Azyumardi.
Menurut Azyumardi, Presiden Yudhoyono menyesalkan unjuk rasa yang berlebihan yang dilakukan kalangan tertentu untuk menolak kedatangan Presiden Obama ke Indonesia.
ICMI sendiri berpandangan, Islam mengajarkan untuk menghormati tamu yang datang dengan baik dan menerima tamu dengan sikap jernih, tanpa prasangka negatif. Islam menekankan pentingnya dialog. ”Kalau ada tamu yang bermaksud berdialog dan bekerja sama tentu harus disambut,” ujarnya.
Dalam pertemuan dengan ICMI, Presiden Yudhoyono juga menjelaskan bahwa Presiden Obama batal membawa serta istrinya, Michelle, dan kedua putrinya dalam kunjungan ke Indonesia, 23-25 Maret mendatang, untuk menghindari persepsi publik yang keliru di negerinya.
Mengutip penjelasan Presiden Yudhoyono, Azyumardi mengatakan, Obama saat ini masih berhadapan dengan alotnya reformasi sistem pelayanan kesehatan di AS. ”Kalau Michele dan dua putrinya ikut, pandangan orang di AS seolah-olah Presiden Obama datang ke Indonesia hanya jalan-jalan dan liburan dengan keluarga,” ujar Azyumardi.
Dikatakan Azyumardi, Presiden Yudhoyono juga menekankan bahwa Indonesia tidak tergantung dengan AS dalam bidang bidang politik, ekonomi, militer, dan lainnya. Kedatangan Obama juga tidak akan membuat Indonesia menjadi lebih bergantung pada AS. ”Tidak ada tekanan apa pun dari AS terhadap Indonesia,” ujarnya.
BISA DIMANFAATKAN:
Kedatangan Presiden AS ini, menurut anggota Komisi I DPR, Effendi Choirie, juga bisa dimanfaatkan RI untuk menegosiasikan penyelesaian masalah dunia Islam.
”Diplomasi yang dikembangkan Obama jauh lebih baik dibanding George W Bush. Pikiran Obama lebih soft,” ungkap Effendi Choirie.
Oleh karena itu, kata anggota DPR ini, AS di bawah kepemimpinan Obama semestinya dijadikan sebagai sahabat strategis.
”Sudah saatnya Presiden Yudhoyono tampil sebagai mitra sejajar dengan Pemerintah Amerika. Bekerja sama bukan berarti harus menyerah dan pasrah pada seluruh kebijakan Amerika,” kata Effendi Choirie pula.
Indonesia, menurut Effendi, memiliki banyak modal untuk bekerja sama, seperti demokrasi, Islam, jumlah penduduk dan pasar yang besar, serta potensi sumber daya alam.
”Karena itu, Indonesia harus turut berperan menagih janji Obama untuk menyelesaikan permasalahan dunia Islam, misalnya AS segera menarik pasukannya dari Afganistan, Irak, dan Pakistan. Obama juga diharapkan bisa segera menciptakan dunia baru di Palestina dengan mendirikan negara Palestina di samping Israel di Tanah Zion,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar