.

Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dgn bekerja demikian kita hrs membantu orang-orang yg lemah & harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.

.

.

.

.

..

..

Minggu, 31 Oktober 2010

" Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas "


KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Gunung Merapi terlihat dari Dusun Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (31/10/2010). Peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang meletus lagi sejak Selasa, 26 Oktober 2010, lalu mengakibatkan sedikitnya 32 orang meninggal dunia dan ribuan orang mengungsi.

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- ANDRE: Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas pada Minggu (31/10/2010) sekitar pukul 15.00 WIB. Sampai saat ini sudah terjadi dua luncuran awan panas yang mengarah ke hulu Kali Gendol di arah tenggara.

Demikian dilaporkan fotografer Kompas.com, Kristianto Purnomo. Dari pengamatan di lapangan, ia melaporkan, awan panas pertama terjadi sekitar pukul 14.45 WIB. Kemudian diikuti luncuran awan panas berikutnya sekitar pukul 15.15 WIB. Awan panas yang terjadi kali ini terlihat cukup tebal.

Ini merupakan luncuran awan panas yang kesekian kali sejak Merapi meletus kembali pada Selasa (26/10/2010) petang. Merapi sudah beberapa kali mengeluarkan awan panas dan dua kali letusan eksplosif. Letusan eksplosif terakhir terjadi Sabtu (30/10/2010) dini hari yang menyebabkan hujan abu di Kota Yogyakarta.

" Gempa Dan Tsunami Kepulauan Mentawai "

BENCANA TSUNAMI
Korban Tewas Mentawai Jadi 449 Orang
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Warga Sikakap bersama tim SAR, Jumat (29/10/2010), mencari jenazah warga yang tertimbun puing bangunan dan pohon akibat tersapu gelombang tsunami. Lebih dari sekitar 100 warga dilaporkan hilang. Jenazah yang berhasil ditemukan dikuburkan secara massal di lokasi tersebut.

PADANG, KOMPAS.com -- ANDRE: Jumlah korban tewas akibat gempa dengan kekuatan 7,2 SR disusul tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, bertambah menjadi 449 jiwa. Sementara warga yang belum ditemukan Tim SAR akibat gempa dan tsunami tersebut berjumlah 96 orang.

Demikian disampaikan Kabid Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Ade Edwar, di Padang, Minggu (31/10/2010). Dia menyatakan, data korban tewas yang dihimpun oleh BPBD Mentawai selanjutnya dilaporkan kepada BPBD Sumbar. "Setiap satu jam BPBD Mentawai memberikan laporan pada BPBD Sumbar mengenai data korban tewas dan warga hilang," katanya.

Korban yang mengalami luka-luka ketika terjadi gempa dan tsunami yakni 270 orang mengalami luka berat dan 142 orang luka ringan. Korban yang mengalami luka-luka dari sejumlah desa sudah dievakuasi ke pengungsian di Sikakap untuk mendapatkan pertolongan pengobatan.

Rumah warga yang rusak akibat gempa dan tsunami sebanyak 517 unit kondisi rusak berat dan 204 unit rumah rusak ringan. Sementara sarana pendidikan yang rusak, yakni empat unit rusak berat dan satu unit rusak sedang. Selain itu, empat unit rumah dinas rusak berat. Dua unit resor juga rusak berat, yakni Resor Marcaroni dan Katei, satu unit kapal pesiar terbakar, dan satu unit kapal pesiar rusak ringan. Fasilitas umum yang rusak ketika terjadi gempa disusul tsunami, yakni jembatan tujuh unit, antara lain jalan P2D rusak sepanjang 8 km.

Bantuan dari para donatur yang berada di posko gempa dan tsunami BPBD Sumbar telah didistribusikan meskipun cuaca buruk. "Jika gelombang besar disertai angin kencang, pendistribusian bantuan dihentikan sementara waktu, namun dapat dilanjutkan jika tidak ada lagi angin kencang dan gelombang tinggi," kata Ade Edwar.

Pendistribusian bantuan dari para donatur tidak saja melalui kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, tetapi juga dilakukan dengan helikopter. Tim SAR masih melakukan pencarian terhadap warga yang hilang ataupun korban tewas akibat terjadi gempa dan tsunami
.

" Wisata Hutan di Bukit Bangkirai, Kutai Kartanegara "

Sensasi Wisata Hutan di Bukit Bangkirai
Berwisata ke Bukit Bangkirai di Kalimantan Timur sekaligus juga menguji nyali karena harus melintasi jembatan papan yang menghubungkan beberapa puncak pohon. Dari puncak pohon ini juga bisa terlihat keindahan alam berupa Bukit Bangkirai yang hijau

KUTAI KARTANEGARA, ANDRE: Jembatan tajuk (canopy bridge) merupakan daya tarik tersendiri saat menikmati wisata hutan di Bukit Bangkirai di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bukit Bangkirai dikelola PT Inhutani ini menawarkan pesona hutan hujan tropis yang alami.

Di puncak bukit terdapat jembatan tajuk yang menghubungkan lima batang pohon besar Bangkirai yang masih tumbuh. Jembatan gantung terbuat dari kabel, dasar papan dan dinding kiri-kanan dengan jala atau net tali nilon. Ketinggian jembatan kurang-lebih 30 meter dari tanah, dengan total panjang 64 meter. Masing-masing jarak pohon satu dengan lainnya rata-rata kurang dari 10-15 meter.

Jalan menuju jembatan tidak begitu melelahkan. Walau begitu, himpunlah stamina dan konsentrasi dan nyali yang cukup sebelum naik. Pelancong menaiki menara yang dibuat berputar seperti halnya rolling door. Berdasarkan perhitungan Tribunnews, anak tangga menara ini mencapai 139 lembar papan tebal.Menurut Yanto, penjaga Jembatan Tajuk Bukit Bangkirai, Sabtu (30/10/10), jembatan tajuk ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat ahli dari Amerika Serikat dalam sebulan, Januari-Februari 1998. Jembatan dirancang khusus dengan bahan kayu dan besi antikarat sehingga diperkirakan kuat hingga 15-20 tahun.

Jika lelah menaiki menara, anda boleh istirahat. Setiap putaran tersedia lantai dasar, sekaligus cocok lokasi berfoto-foto dengan latar belakang pepohonan yang besar-besar.

Sesampai di puncak menara, anda akan menemui jembatan gantung, yang diikatkan dengan kokoh pada batang-batang pohon. Nyali besar dibutuhkan. Dan bagi anda yang fobia pada ketinggian sebaiknya tidak mencoba-coba, sebab saat melintas jembatan bergoyang sedikit. Bila sudah bulat tekad, berpeganglah kokoh pada kabel besi penyangga jembatan.

Alasan goyang ini pula, sehingga pengelola melarang wisatawan melintasi jembatan saat angin bertiup kencang, melebihi kecepatan 30 km per jam.

Berwisata ke alam hutan Bukit Bangkarai tidak sampai membuat kantung kempes. Harga tiket menaiki jembatan tajuk Rp 15.000 untuk pelancong domestik. Sedangkan pelancong mancanegara dipatok Rp 30.000, dua kali lipat harga tiket domestik.

Bila ingin berombongan, 300 meter sebelum lokasi jembatan, tersedia penginapan, rumah panggung dari kayu. Rumah-rumah penginapan tersebut disewakan, bervariasi dengan harga mulai Rp 400 ribu.

Buat para pencinta alam dan Pramuka, kamping di kawasan ini sangat cocok. Tersedia lapangan persegi berumput yang datar ukuran kira-kira 20 X 50 meter, telah dipagari kayu.

" Wisata Mancanegara Batalkan Kunjungan? "

DAMPAK MERAPI
Wisman Batalkan Kunjungan
Wisatawan asing mengunjungi obyek wisata Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (23/10/2010). Meningkatnya status Gunung Merapi dari Waspada menjadi Siaga berdampak pada menurunnya kunjungan wisatawan ke obyek wisata di kaki Gunung Merapi tersebut.

ANDRE:YOGYAKARTA -- Pascaletusan Gunung Merapi, sejumlah wisatawan mancanegara membatalkan rencana kunjungan ke Yogyakarta. Mereka menunggu situasi pulih dan aman bagi kegiatan wisata. Pemerintah diharapkan bertindak cepat dan sigap agar pembatalan itu tak lama.

Mereka tahunya Merapi sudah meluluhlantakkan wilayah Yogyakarta. Padahal, tidak seluruh wilayah DIY terkena dampak Merapi.
-- Flora Izza

Indikasi itu terlihat dari pembatalan pesanan tiket para wisatawan mancanegara tak lama setelah berita letusan Merapi berkembang. "Mereka tahunya Merapi sudah meluluhlantakkan wilayah Yogyakarta. Padahal, tidak seluruh wilayah DIY terkena dampak Merapi. Hanya Sleman yang terkena dampak letusan," kata Sales Manager Garuda Indonesia Flora Izza, Rabu (27/10/2010).

Menurutnya, dari sisi penerbangan, sebenarnya tidak ada gangguan akibat letusan dan debu vulkanik. Maskapai tetap mengoperasikan pesawat sesuai jadwal semula. Hanya saja, penerbangan diminta ekstra-waspada.Garuda berharap segera ada kejelasan dari otoritas pemerintah terkait jaminan keamanan bagi para wisatawan setelah Merapi meletus. "Pernyataan tersebut sangat penting sebagai pedoman mereka. Sejauh ini, otoritas berwenang seperti dinas pariwisata belum memberikan pernyataan apa pun," katanya.

"Jadwalnya tidak ada yang berubah. Sejauh ini penerbangan tidak terimbas apa pun. Akan tetapi, yang jadi masalah adalah jumlah penumpang yang sedikit turun akibat pembatalan dari turis," ujarnya.

Untuk menghindari risiko, Indonesia AirAsia memilih mengalihkan rute penerbangan menuju Yogyakarta. Jika semula penerbangan melintasi wilayah sekitar Merapi, mulai Rabu pagi kemarin rute dialihkan melintasi Cirebon dan Semarang. "Kamis pagi, kalau situasinya sudah normal, rutenya akan kami kembalikan seperti semula," kata juru bicara AirAsia, Audrey Progastama Petriny. AirAsia menjalani rute Jakarta-Yogyakarta sebanyak dua kali sehari, sedangkan Yogyakarta-Singapura sehari sekali.

Perjelas situasi

Secara terpisah, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) DIY Edwin Ismaedi Himna mengatakan, pihaknya akan segera menggelar pertemuan dengan kalangan maskapai penerbangan, pengelola hotel, dan pemerintah untuk membicarakan dampak pariwisata akibat letusan Merapi.

"Dari informasi yang kami peroleh dari biro perjalanan wisata, banyak wisatawan yang menanyakan soal kondisi Yogyakarta. Mereka meminta kepastian keamanan di Yogyakarta. Mereka baru sekadar bertanya, tetapi belum ada yang membatalkan," paparnya.
.

Kamis, 28 Oktober 2010

" Pengaruh Wedhus Gembel Terhadap Maskapai Penerbangan "

LETUSAN MERAPI
Maskapai Belum Terpengaruh Wedhus Gembel
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Menyaksikan Pesawat Landing--- Warga menyaksikan pesawat yang akan mendarat (landing) di Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

JAKARTA, KOMPAS.com -- ANDRE: Debu dan material vulkanik atau biasa disebut wedhus gembel yang menyembur dari mulut Gunung Merapi belum berpengaruh terhadap operasi penerbangan maskapai di Tanah Air.

Namun kita koordinasi intens dengan authority airport. Bila ada larangan terbang maka akan dipatuhi.
-- Ikhsan Rosan

Beberapa maskapai yang dihubungi menyatakan, meskipun Merapi telah beberapa kali memuntahkan laharnya, namun debu vulkanik yang biasa terbang bersama lava belum mengganggu kegiatan penerbangan.


"Namun kita koordinasi intens dengan authority airport. Bila ada larangan terbang maka akan dipatuhi," kata Ikhsan di Jakarta, Rabu (27/10/2010).Meski demikian, maskapai tetap waspada dengan fenomena alam tersebut. Manajer Senior Komunikasi Eksternal Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan mengatakan, pihaknya sangat waspada dengan operasi penerbangan ke Yogyakarta.

Untuk rute Jakarta-Yogyakarta, Garuda melayani penerbangan sebanyak delapan kali pulang-pergi.

Head of Corporate Communication PT Mandala Airlines, Nurmaria Sarosa mengatakan hal senada. Saat ini Mandala melayani rute Jakarta-Yogyakarta-Balikpapan, Jakarta-Yogyakarta-Bandung. "Kita menunggu perintah dari otoritas," kata Nurmaria.

Direktur Niaga Batavia Air Hasudungan Pandiangan dan Manajer Komunikasi Sriwijaya Air, Ruth Hanna Simatupang sebelumnya juga menyatakan penerbangan ke Bandara Adi Sucipto masih normal.

Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S Gumay dalam pesan pendeknya mengatakan pihaknya telah menerbitkan Notification of Ash Volcanic Hazards to Airmen (Ashtam) kepada seluruh pilot maskapai penerbangan terbang ke Yogyakarta.

"Kami sudah menerbitkan Ashtam untuk seluruh penerbangan ke Yogyakarta. Dengan tujuan, agar seluruh pilot mewaspadai aktivitas dan dampak kegiatan Gunung Merapi." demikian Herry dalam pesannya.

Senin, 25 Oktober 2010

" Ada Yang Baru Dari Solo OLEH: KANG BONDAN WINARNO "

Penemuan Baru di Solo
BONDAN WINARNO

ANDRE: ( Report: KANG BONDAN WINARNO )Ketika mengetahui bahwa saya akan berkunjung ke Solo, Hengky Kustanto, seorang eksekutif muda sukses yang berasal dari Solo, segera memberi saya beberapa alamat untuk saya kunjungi. Kalau dalam istilah Belanda, Hengky memang datang dari keluarga yang punya reputasi sebagai lekkerbek–aliasgourmand, alias foodie. Ayahnya, Priyo Hadi Sutanto, juga terkenal pedoyan makan. Begitu pula abang sepupunya, Joko Mogoginta. Kalau keluarga ini berkumpul, pastilah acara utama mereka adalah makan-makan.

Ternyata, orang Solo yang memang punya hobi keplek ilat (berjudi lidah) masih menyimpan cukup banyak rahasia kuliner, lama ataupun baru.

Alamat pertama yang saya kunjungi adalah sebuah warung yang letaknya tidak jauh dari Bandara Adisumarmo. Persisnya di Jalan Colomadu, Kartasura. Hengky mewanti-wanti saya: "Jangan salah, ya? Yang asli adalah warung tua bercat hijau yang lebih mendekati lampu merah-hijau."

Di Rumah Makan Mbah Semar, suasananya memang menampilkan masa lalu dengan kental. Ada dua papan besar dengan cantuman menudjadoel. Coba bayangkan, masakan dan minuman model apa yang disebut sebagai: Suryo Ndadari, Nasi Merdeka, Pak Lae, Cap Jae, Misowa, Soklat Susu, Wedang Serbat, Es Setrup, Es Kuas? He-he-he....Untunglah saya sudah mendapat warningseperti itu. Soalnya, hanya dua rumah dari warung yang dimaksud, ada satu rumah makan yang tampak lebih rapi dengan nama mirip. Keduanya memakai nama Semar. Tetapi, yang asli memakai nama Rumah Makan Mbah Semar. Ternyata, rumah makan yang juga memakai nama Semar itu hanya menumpang ketenaran Mbah Semar. Sama sekali tidak ada hubungan keluarga.

Kalau melihat ada sebuah jam besar bermerek Junghans model antik di rumah makan itu, pastilah pada masa lalu Mbah Semar merupakan tempat yang cukup bergengsi. Sekarang, Rumah Makan Mbah Semar tidak lagi menyajikan berbagai hidangan seperti masa lalu. Tetapi, hidangan populer di tempat itu–dari dulu hingga sekarang–adalah garang asem. Sajian "maut" inilah yang tampaknya menjadi alasan mengapa Mbah Semar masih bertahan hingga sekarang. Bahkan, ditiru orang lain.

Sebagai penggemar garang asem, tentulah saya tidak akan melewatkan sajian Mbah Semar. Penampakan luarnya sangat mirip dengan garang asem Kudus favorit saya. Bungkusan besar dari daun pisang yang dikukus berjam-jam agar ayamnya lunak di dalam. Tentu saja, ayamnya harus ayam kampung. Bumbu utamanya pun mirip: cabe rawit, tomat hijau, blimbing wuluh. Bedanya: di Mbah Semar cabe rawitnya tidak terlalu banyak sehingga tingkat kepedasannya cukup sopan. Pembeda utama yang membuat garang asem Mbah Semar istimewa adalah telur ayam.

Sebutir telur ayam dipecahkan ke dalam bungkusan daun pisang itu, kemudian baru dikukus. Hasilnya? Putih telur bercampur dengan kaldu sehingga membuat kuahnya agak kental, sedangkan kuning telurnya menggumpal sendiri. Gurih buanget!

Hidangan andalan lain yang selalu dicari pelanggan Mbah Semar adalah pis kopyor. Ini adalah jajanan yang sudah makin langka. Terbuat dari seiris roti tawar, beberapa potong pisang, dan serutan kelapa muda, dibungkus di dalam paket daun pisang dengan sedikit santan dan gula, lalu dikukus. Agak mirip bongko pisang di Jawa atau barongko di Makassar.

Duh, pencuci mulut djadoel ini memang membuat termimpi-mimpi. Tidak heran apabila banyak tamu dari Jakarta yang nekat membawa bungkusan pis kopyor dan garang asem pulang naik pesawat. Soalnya, kuah kedua sajian khas ini berisiko tumpah dari bungkusan daun pisangnya.

Di Jalan Slamet Riyadi

Alamat kedua dari Hengky yang saya kunjungi adalah Warung Spesial Ikan Bakar 310 di Jalan Slamet Riyadi. Sebetulnya kurang tepat disebut warung, mengingat tempat makan ini berada di sebuah rumah besar di jalan protokol Solo.

Pemiliknya, Soeroto Jarmanto, langsung menghampiri saya untuk menjelaskan ikan apa saja yang tersedia malam itu. Seorang pramusaji membawa nampan berisi beberapa ikan segar yang ingin disajikan. Ada kakap, kerapu, dan ikan kuwe.

"Maaf, pilihannya sudah tidak banyak malam ini. Kalau sudi datang lagi besok malam, kami akan dapat menyajikan mahi-mahi, kaneke, dan lain-lain," kata Soeroto.

Mahi-mahi? Ini adalah jenis ikan populer dan cukup mahal di Hawaii. Di Sulawesi Selatan, ikan jenis ini juga banyak dijumpai di laut dengan nama lokal lemadang. Masyarakat Sulawesi Selatan kurang menyukai ikan ini karena mereka menganggapnya sebagai ikan gatal. Seperti juga tuna dan tongkol, lemadang memang mengandung histamin alamiah. Akibatnya, kalau ikan tidak segera didinginkan dengan es, histaminnya akan muncul dan mengakibatkan gatal.

Soeroto ternyata punya pengetahuan yang bagus tentang berbagai jenis ikan. Sebelumnya ia bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan multinasional. Setelah pensiun, ia menyalurkan cintanya kepada kuliner hasil laut dengan membuka "warung" di rumah orangtuanya. Ikan-ikan segar dibeli di Bali melalui seorang kenalannya, lalu dikirim dalam peti es ke Solo dengan bus malam. Setiap hari, Warung Spesial Ikan Bakar 310 selalu menyajikan berbagai ikan laut dengan tingkat kesegaran yang bagus.

Di Solo, selain warung-warung tenda yang menyajikan masakan hasil laut khas Lamongan, ada dua warung seafood yang populer, yaitu: Pak Petruk dan Mbak Mar. Pak Petruk lebih dikenal karena masakan Tiociu Muslim dan kepitingnya. Sedangkan Mbak Mar dikenal karena ikan goreng–baik ikan laut maupun ikan darat. Ada lagi Raja Kepiting yang sekalipun baru sudah mulai populer. "Warung"-nya Mas Soeroto jelas beda dari Pak Petruk, Mbak Mar, ataupun Raja Kepiting.

Pertama, kualitas dan jenis ikannya berbeda. Kedua, cara masak dan penyajiannya pun sangat beda. Ketiga, tentu saja ambience yang berbeda. Kalau yang lain boleh dikategorikan sebagai fun seafood resto, punya Mas Soeroto termasuk serious seafood resto. Serius dalam arti kualitas sajian, sekalipun tempatnya tetap santai. Quality, not quantity!

Karena hanya makan sendirian, saya memilih baramundi kecil dan menyerahkan cara masaknya ke Mas Soeroto. Yang kemudian tersaji sungguh tidak mengecewakan. Kualitas pembakarannya mirip cara Makassar–garing di luar tanpa gosong. Sausnya kental berwarna kekuningan. Ada sedikit rasa pedas, tetapi bukan dari cabe, melainkan dari jahe. Gurih bumbunya perlu diacungi jempol. Sajian seperti ini dapat diterima anak-anak dan orang asing yang kurang akrab dengan masakan pedas.

Acungan jempol

Catatan kuliner kali ini ingin saya sudahi dengan acungan jempol kepada masyarakat Solo yang berhasil menghidupkan kembali sajian masa lalu. Kalau beberapa tahun yang lalu cabuk rambak sempat hilang dari peta kuliner Solo, sekarang makanan sederhana ini mulai bermunculan di berbagai tempat. Cabuk rambak adalah ketupat superbesar yang diiris tipis, lalu disiram dengan sambal wijen, disajikan dengan gendar (krupuk nasi) atau rambak (krupuk kulit). Tidak hanya di sekitar lampu bang-jo Jalan Ketandan, tetapi juga dicantumkan dalam menu berbagai rumah makan. Bahkan, di beberapa perhelatan di Solo, gubuk cabuk rambak tampak hadir.

Sayangnya, brambang asem–daun ubi jalar rebus diguyur sambal gula merah dengan lauk tempe gembus–masih dalam posisi terancam kelestariannya. Dari dua penjual tradisional di Jalan Gatot Subroto, sekarang tinggal seorang yang berjualan.

Untungnya, pecel sambal tumpang dan pecel sambal wijen–dihidangkan dengan pilihan nasi beras merah–sekarang malah kian banyak bermunculan di berbagai tempat. Di sekitar Gelora Manahan, cukup banyak penjual makanan gandem-marem ini. Sukses Pecel Solo Waroeng Tempo Doeloe menampilkan kuliner tradisional agaknya disambut hangat oleh masyarakat Solo dan para wisatawan.

Ternyata, orang Solo yang memang punya hobi keplek ilat (berjudi lidah) masih menyimpan cukup banyak rahasia kuliner, lama ataupun baru. MAKN-YUS

Sabtu, 23 Oktober 2010

" Nasi Bumbung "

FOOD STORY
Nasi Bumbung nan Eksotis...

Suasana di Restoran Rumpun Bambu, Jalan TB Simatupang, Ciracas, Jakarta Timur.


Sebenarnya tanpa lauk pun, nasi ini sudah bisa disantap.
-- Widy

ANDRE, JAKARTA: Nasi adalah makanan pokok favorit yang sudah sangat kental dengan lidah kita. Nasi putih, nasi kuning, dan nasi goreng menjadi menu sehari-hari. Akan tetapi, pernahkah Anda menikmati nasi bumbung yang eksotis itu?


Barangkali berangkat dari eksotisme itulah para pencinta kuliner membuat kreasi nasi bambu. Nah, akhir-akhir ini di Jakarta dan sekitarnya nasi bumbung atau bambu mulai populer. Memang belum banyak restoran penyaji nasi jenis ini dan mereka memiliki rasa masakan yang berbeda-beda. Toh pada akhirnya pilihan berbalik kepada selera penikmat kuliner itu sendiri.Bumbung adalah bahasa Jawa yang artinya ’bambu’. Selama ini, jenis makanan yang kita kenal sudah umum dimasak di dalam bambu adalah kue putu dan lemang (terbuat dari beras ketan). Aroma kue putu yang sedang dimasak di dalam bambu akan tercium amat wangi. Membuat lidah serasa ingin menyantapnya.

Di tiga restoran yang kami kunjungi, cara memasak nasi bambu ternyata berbeda-beda. Rumah makan Nasi Jambronk dan Nasi Bumbung di Ruko Paramount Center Blok A-26, Jalan Raya Kelapa Dua, Gading Serpong, Tangerang, punya cara unik dan melewati cara yang agak panjang.

Awalnya beras dimasak sampai setengah matang. Selanjutnya, nasi tersebut dicampur dengan potongan wortel, sawi, telur, sosis, atau ikan asin, daun bawang dan dibungkus dengan selembar daun nyiur. Bungkusan itu selanjutnya dimasukkan ke dalam bumbung atau potongan bambu berukuran tinggi 15 sentimeter dengan diameter enam sentimeter.

Potongan bambu lalu dikukus. Nasi tersebut disajikan dengan anyaman bambu dengan alas daun pisang yang dihiasi irisan mentimun dan tomat serta kerupuk. Cara makannya unik, tinggal menarik ujung daun nyiur yang sengaja dibentuk sehingga orang mudah menariknya ketika akan memakannya.

Nasi bumbung disajikan dengan lauk seperti gurame bakar atau goreng, ayam dan bebek goreng atau bakar, lele goreng, udang, cumi, dan tahu atau tempe goreng, serta empal.

Menyantap makanan ini lebih pas jika dipadukan dengan segelas teh tarik, aneka jus buah, teh hangat, atau wedang wayang.

Cara berbeda dilakukan oleh juru masak nasi bambu di Pondok Bambu Nyam-nyam di Kalibata Utara, Jakarta Selatan. Seluruh proses pembuatan nasi bambu dilakukan di luar wadah bambu.

Nasi putih pulen yang dimasak dengan sejumlah bumbu, daging ayam cincang, atau jamur ditambah daun kemangi diberi santan. Hasilnya nasi akan terasa gurih. Dalam kondisi panas, nasi putih dimasukkan ke dalam potongan bambu sekitar 12 sentimeter berdiameter enam sentimeter.

Bila saat bersantap tiba, kita tinggal menggunakan alat untuk mendorong nasi putih berbumbu keluar dari bambu. Pondok Nyam-nyam menyediakan nasi bambu komplet dengan lauk ayam goreng, tahu dan tempe yang bumbunya benar-benar meresap. Sebagai pelengkap, tak lupa ada sedikit lalapan dan sambal terasi yang hemmm, pedas dan sedap. Sebuah paduan pas.

Bagi penyuka bebek goreng, rumah makan ini menyediakannya. Asyiknya, si bebek dilengkapi lalapan dan sambal korek, sambal dari bahan bawang merah, cabai mentah disiram sedikit minyak goreng yang memberi sensasi aduhai.

Restoran lain yang menyediakan menu nasi bambu adalah Restoran Rumpun Bambu di belahan timur Jakarta.

Tak terlalu banyak restoran di sisi tol TB Simatupang, Jakarta Timur, sebelum Lotte. Tak heran bila mereka yang jarang melalui wilayah ini kesulitan menemukannya. Kamis (21/10/2010) siang, akhirnya saya sampai juga ke rumah makan Rumpun Bambu. di Jalan TB Simatupang Nomor 19, Ciracas, Jakarta Timur, setelah berkali-kali bertanya ke banyak orang.

Begitu mendapat petunjuk dari seorang pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur, ternyata gampang menemukan rumah makan yang baru beroperasi sekitar 10 bulan ini. Rumpun Bambu, sesuai namanya, pada bagian depan dan samping restoran tampak tanaman bambu kuning.

Makan siang

Jam makan siang sebenarnya sudah lewat, tetapi rumah makan milik Bambang itu masih mendapat kunjungan tamu dalam bentuk grup. Rupanya mereka datang dari perusahaan dan kantor di kawasan Pasar Rebo, Kampung Rambutan, dan Ciracas. Suasana tenang di rumah makan pun berganti agak meriah oleh kehadiran puluhan orang dari berbagai rombongan.

Sajian nasi bambu di sini berbeda dengan sajian di dua restoran sebelumnya.

Executive Chef Restoran Rumpun Bambu Widy Cahyanto Singodimedjo (43) memilih mencampur berbagai bumbu, seperti bawang putih, wortel, daun kemangi, dan ayam cincang ke dalam nasi putih pulen. Semua campuran dimasukkan ke dalam potongan bambu untuk dikukus sampai sekitar lima menit.

Nasi bambu komplet disajikan dalam bambu panas dengan lauk sama seperti sajian restoran Nyam-nyam, yakni ayam goreng, tahu, tempe, dan lalap berikut sambal terasi.

Rasa nasi bambu khas Rumpun Bambu tak terlalu gurih dan asin, tetapi sedang. Sengaja mereka menyajikan demikian karena ada bermacam lauk yang akan melengkapi para tamu bersantap. ”Sebenarnya tanpa lauk pun, nasi ini sudah bisa disantap karena di seluruh bagian nasi ada ayam cincang, wortel dan daun kemangi, tetapi biasanya tamu meminta tambahan lauk seperti ikan gurame terbang,” tutur Widy.

Ikan gurame terbang merupakan ikan goreng yang disajikan di atas piring secara menarik. Seolah si gurame memiliki sayap. Oleh karena ikan guramenya ikan segar yang baru diambil dari kolam, rasa ikannya pun manis-gurih. Paduan nasi bambu dan ikan gurame goreng ini menjadi menu favorit di restoran ini.

Seperti di restoran Nyam-nyam dan rumah makan nasi Jambronk dan Nasi Bumbung Tangerang, Rumpun Bambu juga memiliki aneka lauk tambahan. Mulai dari cah kangkung, taoge, cah jamur kancing, udang goreng tepung, udang bakar madu (juga menjadi favorit). Minumannya pilih saja yang tradisional atau air sari buah.

Widy yang pernah bekerja sebagai koki di kapal pesiar yang berlayar hingga ke Karibia itu memilih dua macam minuman khas. Ada secang alang-alang (wedang atau minuman khas Jawa yang disajikan dalam keadaan panas).

Wedang berwarna kemerahan itu terdiri dari kapulaga, jahe, kayu secang, lada hitam, dan kayu manis. Jelas rasanya manis dan memberi rasa hangat di tubuh. Ada juga exotica rumpun bambu, yang merupakan campuran dari melon, lemon, nanas, sirsak, dan soda.
.

Selasa, 19 Oktober 2010

" Jawa Tengah Perlu Garap Potensi " Backpakers "

Kereta wisata Solo ini akan melaju dari Stasiun Purwosari, melewati Stasiun Solo Kota di Sangkrah dan kawasan Galabo, kawasan wisata kuliner khas Solo yang buka petang hingga dini hari.

ANDRE: MENURUNNYA biaya transportasi dan pertumbuhan media komunikasi melalui internet membuat minat perjalanan wisata dengan biaya minim atau backpacking terus meningkat. Dengan daya tarik destinasi wisata yang tinggi, Jawa Tengah perlu menggarap serius potensi wisatawan backpackers.

Untuk ke Raja Ampat tiket sekali jalan Rp 2,5 juta. Ke Singapura, Rp 300.000 sudah dapat.

Pertumbuhan wisata backpacking alias berwisata dengan kantong cekak sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu. Berwisata dengan uang terbatas, selain dilakukan orang dengan penghasilan terbatas juga dilakukan orang berpunya yang ingin memacu adrenalin. Mendatangi tempat baru dengan uang alakadarnya.

Jawa Tengah dengan keunikan budaya dan kemajemukan destinasi wisata termasuk daerah yang disasar. Tony Wheeler dalam "South-East Asia on a Shoestring" terbitan 1975, mengulas Borobudur, Wonosobo, Ambarawa, dan Bandungan. Ia pun sudah menyebutkan beberapa penginapan murah di Bandungan maupun trik menumpang mobil colt dari Ambarawa menuju Bandungan.

"Sebetulnya potensi Jawa Tengah sebagai daerah sasaran backpacker itu besar sekali. Saya perkirakan jumlahnya bisa tiga kali lipat dibanding wisatawan konvensional," kata pengajar Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Rini Kartika Hudiono, Jumat (14/5/2010) di Salatiga.

Namun, belum ada pelaku wisata maupun pemerintah kabupaten dan kota ataupun provinsi yang melirik serius ceruk potensial ini. Masih ada stigmatisasi bahwa backpacker itu tidak akan banyak menggerakkan ekonomi wisata. Padahal, meski terbatas, para pengelana ini juga tetap membelanjakan uang.

Meski secara perorangan uang yang dibelanjakan relatif kecil, tetapi dengan jumlahnya yang banyak tetap akan memberi dampak ekonomi besar. Apalagi, belakangan ini minat wisata kantong cekak ini meningkat pesat. Pasalnya, kemajuan teknologi membuat seseorang bisa dengan mudah merencanakan perjalanan atau bertukar pikiran soal rencana wisata lewat internet.

"Kalau soal harga, Jawa Tengah itu surga bagi backpacker, tetapi belum ada semacam buku saku kalau backpacker mau cari penginapan murah itu di mana, enggak seperti Bali atau Jakarta," tutur Yoyok Wahyudi (27), warga Salatiga yang pernah menjelajahi Jakarta-Bali-Lombok delapan hari dengan biaya Rp 600.000.

Luar negeri lebih murah

Harga tiket yang mahal juga membuat backpakers lebih senang berwisata ke luar negeri daripada dalam negeri. Menurut backpacker asal Solo, Ariyanto (32), backpacker, mencontohkan, harga tiket ke luar negeri lebih murah ketimbang, misalnya ke Raja Ampat di Papua. "Untuk ke Raja Ampat tiket sekali jalan Rp 2,5 juta. Ke Singapura, Rp 300.000 sudah dapat," kata backpacker lainnya, Aning (29).

Dalam kondisi demikian, seharusnya pemerintah menggarap backpackers asing yang sangat potensial. Namun, kebijakan pemerintah tidak mendukung hal ini. Berlakunya bebas visa maksimal 30 hari ke Indonesia untuk kunjungan turis saat ini sangat memukul kehadiran turis advonturir atau backpacker. Biasanya, mereka bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam kunjungannya ke Indonesia.

Kenyataan sepinya kunjungan para turis bertas punggung besar ini dirasakan pengelola penginapan di sekitar Candi Borobudur. Salah satunya Arsiwara (65), pengelola Hotel Rajasa yang merupakan salah satu tempat para turis advonturir menginap. "Penurunannya hingga 80 persen dalam lima tahun terakhir ini, banyak peraturan yang justru merugikan wisatawan asing saat berkunjung ke Indonesia," katanya.

" Yogyakarta "

Surga Bagi Backpakers

Jalan Malioboro Yogyakarta

YOGYAKARTA, ANDRE - DI Yogyakarta adalah surga. Setidaknya itu yang dirasakan backpackers yang mendapatkan kebebasan, petualangan, dan pengalaman baru dengan biaya murah. Fasilitas serbaprima bukan harapan utama para pelancong yang identik dengan tas di punggung ini. Banyaknya petualangan dan pengalaman baru adalah tujuan mereka melancong.

Saya sangat suka di sini, tarifnya murah sekali.
-- Mark Baughten

Melancong ke Yogyakarta hanya berbekal buku panduan wisata akan mengantar backpackers ke dua kawasan backpackers yang sudah mendunia yaitu Kampung Prawirotaman dan Sosrowijayan. Dua lokasi ini menyajikan tempat penginapan murah lengkap dengan bar serta kafe-kafe berselera internasional yang relatif murah harganya.

Anthony Fine (22), pelancong asal Sydney, Australia, yang beberapa tahun terakhir kerap bolak-balik ke berbagai daerah di Indonesia, mengatakan, Yogyakarta menjadi salah satu daerah favorit yang dikunjunginya.

Saat ini, ia tengah mengambil studi singkat sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada. Namun, studi itu diakuinya bukan alasan utama. "Niat utama saya datang ke sini lebih untuk menikmati pengalaman baru dan bersenang-senang. Tentu saja dengan biaya murah," katanya saat dijumpai tengah bersantai di salah satu kafe di Sosrowijayan, Rabu (16/6/2010) malam.

Dengan menggendong tas di punggung layaknya backpackers, Fine berpergian ke berbagai daerah di Indonesia. Selain kawasan pedesaan di Bali dan Lombok, ia pernah ke Pacitan, Pelabuhan Ratu, dan beberapa daerah yang berpantai untuk memuaskan hasratnya berselancar. "Dalam waktu dekat, saya mau ke Sumatera, seperti Nias dan Aceh," ujarnya.

Tidak kapok

Sudah tak terhitung pengalaman yang diperolehnya saat melancong. Mulai dari yang menyenangkan hingga menjadi korban tindak kriminal. Tapi, pengalaman paling berkesan adalah saat bepergian ke desa-desa dan bertemu orang lokal dengan keramahtamahannya. "Saya tidak kapok dan mau terus kembali ke Indonesia," katanya.

Selain Prawirotaman, kawasan Sosrowijayan juga menjadi surga bagi backpackers. Hotel, guest house, homestay, losmen di kawasan ini menawarkan harga sangat murah bahkan dari kacamata pemegang rupiah.

Bayangkan, menginap di salah satu hotel hanya dipatok Rp 40.000 per hari. Tarif super murah ini jadi incaran wisatawan asing bermodal pas-pasan. Fasilitas sangat sederhana, seperti tanpa pendingin ruangan dan televisi sudah diterima sebagai konsekuensi dari tujuan utama mereka mencari petualangan dan pengalaman baru.

"Saya sangat suka di sini, tarifnya murah sekali," ujar Mark Baughten (20), pelancong asal Kanada yang empat hari menginap di Sosrowijayan. Mark datang ke Yogyakarta setelah beberapa hari berwisata di Bali.

Mark mengetahui kawasan Sosrowijayan dari internet dan rekomendasi sesama backpackers yang dijumpainya di Bali. Ia pun memutuskan mencari penginapan Sosrowijayan selain murah juga karena posisinya di pusat kota dan sangat dekat dengan Malioboro. "Saya juga jalan-jalan di Malioboro sekadar melihat aktivitas masyarakat lokal," tutur Mark yang mengaku sudah mampir di 30 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Australia.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir mengatakan, kawasan Prawirotaman dan Sosrowijayan sudah terkenal di dunia karena masuk buku panduan wisata internasional dan direkomendasikan backpackers. Meskipun tidak menyumbang pendapatan wisata yang besar, backpackers potensial dibidik karena jaringan sesama mereka yang luas.

"Mereka cocok di Yogyakarta karena murah dan bisa bersentuhan langsung dengan lokalitas," kata Tazbir.

.

.

KARYA ANAK BANGSA RW.07

" Karya Anak Bangsa: POHON CEMARA "



" Pohon Cemara "
Puisi Karya: Fadhila K.A, RT.38 // RW.07




ENGKAU BERJAJAR RAPI ...
ANGIN ... SESEKALI ... MELIUKKAN TUBUH-MU ...
BILA NATAL TIBA ... ENGKAU DIHIASI ...
DENGAN ... LAMPU-LAMPU KECIL YANG LUCU ...

BILA KAU ... DILIHAT DENGAN MATA ...
KAU INDAH SEKALI ...
DAN KAU DIHIAS DENGAN ...
BONEKA YANG LUCU DAN CANTIK ...

NATAL TELAH TIBA ...
BAGI SELURUH UMAT NASRANI ...
MENIKMATI NATAL YANG INDAH ...
SAMBIL MEMANDANG POHON CEMARA YANG INDAH ...

... soon ...

... soon ...

" DOA SYAFAAT: "

--- eror ---

Lagu Rohani Kristen Pilihan 2010