Danau Linow di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
ANDRE - Sebuah pagi yang tenang. Langit bersih. Rerumputan dan tanah masih basah selepas dibilas hujan semalaman. Danau Linow di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, selalu menyuguhkan pesona sejuk dan syahdu di pagi hari. Itulah sebabnya danau ini patut dimasukkan dalam agenda perjalanan.
Bila sinar matahari menyingkap dengan lembut sela-sela dedaunan, jatuh di permukaan - air dan menimbulkan bias manis cahaya - keperakan, makin eksotik saja danau ini. Sekawanan burung belibis juga setia singgah di danau ini setiap pagi. Barangkali, itu menjadi cara mereka merayakan kehidupan.
Dari Kota Manado, hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai Danau Linow. Setelah masuk Kota Tomohon, kita tinggal mengikuti papan penunjuk jalan menuju danau ini. Bila sudah mendekati kawasan danau, jalan aspal memang makin sempit tapi cukup untuk berpapasan kendaraan roda empat.
Warna air di permukaan danau yang berubah-ubah menjadi daya tarik danau ini. Itu disebabkan karena tingginya kadar belerang. Di beberapa sisi danau, air mendidih yang mengepulkan asap putih masih terlihat dominan sehingga pengelola danau harus memasang tanda daerah berbahaya.
Selain burung belibis, satwa endemik yang menghuni Danau Linow adalah serangga yang oleh penduduk setempat disebut "ikan" sayok atau komo. Sebutan "ikan" disematkan mungkin karena serangga bersayap ini sering mendarat di permukaan air. Uniknya, serangga ini biasa dijadikan santapan oleh penduduk.
Lingkungan danau yang bisa dijangkau wisatawan cukup bersih dan tertata. Namun fasilitas wisata yang tersedia baru sebatas kafe yang dibangun oleh pihak swasta. Dari kafe ini kita bisa mengamati seluruh kawasan danau.
Menurut pengelolanya, wisatawan mancanegara yang datang ke danau ini lebih banyak berasal dari Asia, seperti Jepang, Korea, China, dan Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar