ANDRE: MEDAN - Kerajaan Belanda dipandang sebagai salah satu pasar paling potensial bagi pengembangan bisnis pariwisata Sumatera Utara, mengingat sebagian orang Belanda memiliki ikatan yang kuat terhadap Indonesia secara umum dan khususnya Sumut.
Hal itu dikatakan Wakil Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Umar Hadi usai bertemu Gubernur Syamsul Arifin di Medan, Jumat (7/5/2010).
Menurut dia, potensi pasar pariwisata itu tidak muncul begitu saja, karena telah diuji melalui kegiatan Pasar Malam Indonesia yang digelar KBRI Den Haag di Amsterdam Belanda, baru-baru ini.
"Selama lima hari kegiatan pada 1-5 April 2010, ada sekitar 30.000 warga Belanda yang mengunjungi pasar malam itu. Mereka menikmati semua jajanan dan sajian budaya yang disuguhkan berbagai daerah di Indonesia termasuk dari Sumut," katanya.
Ia menyakini warga negara Belanda sangat senang datang ke Sumut, apalagi masih banyak gedung perkantoran dan rumah yang merupakan peninggalan kolonial di daerah itu. "Juga masih ada pabrik tembakau Deli yang merupakan peninggalan era penjajahan Belanda dan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka," ujarnya.
Umar Hadi juga mengaku telah melakukan perjalanan ke Kabupaten Tanah Karo, dimana banyak terdapat perkebunan sayur dan buah-buahan yang dipastikan juga akan sangat diminati turis asal Belanda. "Saya pernah membawa 25 orang Belanda langsung dari Amsterdam ke Medan menggunakan salah satu maskapai asing tanpa harus singgah atau transit di Singapura," katanya.
Disinggung masa lalu Indonesia-Belanda yang berpotensi menjadi beban psikologis bagi kedua belah pihak, Umar Hadi menyatakan kedua negara telah sepakat untuk lebih melihat ke depan ketimbang terjebak dalam kenangan masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar